Senin, 23 Juni 2014
Saya (hanya) ingin membimbing dengan KUALITAS
Surat terbuka untuk seluruh mahasiswa/i bimbingan saya baik yang sudah maupun yang akan dibimbing:
Menanggapi keinginan saya yang begitu besar beberapa bulan ini dalam menuliskan apa yang sedang saya rasakan dalam membimbing mahasiswa, maka saya sebaiknya menuliskan ini....
Kesibukan saya sebagai mahasiswi dan dosen bertambah dengan membimbing dan menguji mahasiswa. Sesungguhnya saya amat sangat menikmati tugas dan kewajiban saya sebagai pembimbing....Apalagi saya juga seorang mahasiswa sampai saat ini.....dikarenakan cinta yang besar untuk terus belajar dan kuliah......
Ada keinginan besar dan loyalitas setiap saya membimbing mahasiswa, satu-satunya tujuan saya adalah membimbing mereka ke arah yang “benar” baik itu pembuatan program, analisis, menyusun teori yang konstruktif bahkan hingga segi penulisan....Sesibuk apapun saya, naskah yang dibawa oleh mereka ataupun diletakkan di atas meja kerja saya, dikirim via email atau fb maka, akan selalu saya periksa, bahkan kalau perlu dibawa pulang ke rumah dan diperiksa sebelum saya tidur malam dan disambung lagi pada saat subuh, itu semua saya lakukan karena saya peduli, saya merasa turut bertanggung jawab dalam tugas saya sebagai pembimbing, saya turut andil dalam itu, saya merasa ada didalamnya.
Namun ada hal yang membuat saya resah, adanya budaya, mahasiswa akan selalu berbondong-bondong maju ujian seminar di akhir waktu yang telah ditetapkan. Padahal sudah jauh-jauh hari saya telah mengingatkan, boleh saja punya kegiatan lain namun harus ada skala prioritas dalam pendidikan, kerjakan dulu skripsimu! baru yang lainnya.
Bagian yang paling mengganggu saya adalah ketika mereka mendesak untuk segera menandatangani lembar persetujuan maju ujian padahal saya menilai skripsi mereka belumlah siap untuk di seminarkan. Bagaimana mau dinilai siap, perataan paragrafnya belum beres, analisisnya pun tidak jelas! Kadang-kadang mereka muncul dengan memohon-mohon minta tolong dikasihani.
Kalau mau tahu, sesungguhnya saya berkomitmen untuk menolong mahasiswa/i apapun latar belakangnya karena sejak saya memutuskan untuk menjadi dosen saya paham benar apa konsekuensinya bagi saya dan saya menyukai konsekuensi itu. Tapi, saya keberatan kalau harus meluluskan mahasiswa yang memang tidak “layak”. Percayalah, saya selalu punya niatan yang baik untuk membantu mahasiswa lulus tentu saja dengan “KUALITAS”.
Saya bukan tipe dosen yang hanya akan bertanya “apa kamu siap ujian?” lalu dengan mudah memberi tanda tangan. saya bukan seperti itu, Saya ingin Anda semua semua berjuang/fighting untuk kelulusan anda sendiri, kesuksesan anda sendiri. Nikmati prosesnya karena itulah proses perjuangan anda menuju sukses. Lebih baik bersusah-susah dulu di revisi daripada pada saat ujian tidak bisa apa-apa, karena bukan anda saja yang malu, pembimbing pun akan merasa hal yang sama.
Berkali-kali saya tekankan kepada mahasiswa bimbingan saya, Berusahalah! dan jangan takut pada saat ujian, percaya pada diri sendiri, ada Allah SWT, doa orang tua, dan saya, saya adalah orang pertama di ruang ujian itu yang akan terus menyemangati dan terus mendampingimu karena saya tahu kamu telah melewati banyak hal untuk sampai di tahap itu, karena kita selalu bersama!
Jangan memohon ataupun meminta belas kasihan karena anda adalah seorang pejuang yang akan terus berjuang untuk masa depan anda sendiri dan saya akan bersama anda. Jika ada kesulitan bukankan saya sudah memberikan akses yang begitu luas agar bisa berkomunikasi terus dengan saya bahkan pada saat kita tidak bisa bertatap muka. Bagian yang paling mengecewakan adalah proses PHP dengan alasan beragam, asalkan ditandatangani mereka berjanji akan memperbaikinya. tapi apa yang saya lihat terkadang tidaklah sesuai kenyataan, saya melihat kesalahan-kesalahan itu tetaplah sama tidak berubah sama sekali. apa kalian tahu betapa kecewanya saya?!
Saya tidak mau dianggap dosen yang mempersulit mahasiswa, mohon pahamilah ini, saya hanya ingin karya yang anda hasilkan sebagai seorang mahasiswa LAYAK dan BERKUALITAS, dan saya bukan sedang mencari-cari kesalahan, kita sedang dalam proses mencari kebenaran, Kalau saya membiarkan naskah anda dan programnya serta menyerahkan segala sesuatu kepada anda tanpa koreksi, tidak ada perhatian. maka itulah tanda-tanda anda akan terjebak dalam suatu kesalahan. Itulah yang saya tidak mau. Saya ingin anda menuliskan dengan benar bukan “mengcopy paste dengan benar”.
Percayalah ketika saya yakin bahwa naskah, program, analisis anda sudah benar maka saya sendiri lah yang akan mencari lembar persetujuan untuk Anda untuk ditandatangani, dan saya bangga dengan proses yang anda lakukan! jangan meminta-minta, merengek-rengek karena itu berakibat saya tidak lagi respect kepada anda.
Terkadang anda meminta dikasihani siang dan malam, ditambah dengan alasan karena pembimbing 1 sudah meng Iya kan anda maju, mungkin saya berkenan untuk juga menyetujuinya. namun, apakah anda tidak berpikir apa akibatnya ketika maju ujian? ditanya tidak bisa menjawab, atau ada kesalahan....itu sungguh memalukan, Naudzubillahi min dzalik.
Bersyukur tidak semua mahasiswa/i seperti itu, masih ada yang punya semangat juang didirinya, semoga itu bisa ditularkan kepada yang lain, mewabah dan menjangkiti semuanya sehingga skripsi bukan lagi momok yang menakutkan tapi justru menyenangkan!
Berusahalah sepenuh hati untuk mengerjakannya, maka pesan itu akan sampai melalui naskah yang anda tuliskan. Pesan itu akan sampai pada orang yang membaca penelitian anda, bahwa penelitian itu dilakukan dengan usaha terbaik.
Bersemangatlah anak-anakku, raihlah masa depanmu, kerjakan skripsimu dengan sebaik mungkin, usahakan yang terbaik dari dalam dirimu, percayalah kamu tidak sendiri, selama itu mungkin, saya ada dan kita akan terus bersama.
Teruntuk mahasiswa/i saya yts, karena saya percaya sesungguhnya kita bisa.
Samarinda, 24 Juni 2014.
semangat bu hen!
BalasHapuskeren"...
BalasHapus