Indonesia belum punya cetak biru pendidikan abad 21
http://m.antaranews.com/…/indonesia-belum-punya-cetak-biru-…
http://m.antaranews.com/…/indonesia-belum-punya-cetak-biru-…
Senin, 2 Mei 2016 11:34 WIB
Bogor (ANTARA News) - Indonesia perlu memiliki cetak biru (blueprint)
pendidikan untuk menentukan keberlanjutan bangsa dan keunggulan dalam
persaingan global abad 21.
"Tidak adanya cetak biru pendidikan
Indonesia yang permanen menyebabkan kurang jelasnya peran pendidikan
dalam tahapan proses pembangunan bangsa, ketidaksinambungan kebijakan
pendidikan negara mulai dari dasar, menengah, hingga tinggi serta
keterkaitan dengan seluruh sektor pembangunan," kata
Ketua Senat Akademik IPB yang juga Guru Besar Bidang Kebijakan Ekonomi Kelautan, Prof Tridoyo Kusumastanto di Bogor, Senin. dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional.
Ketua Senat Akademik IPB yang juga Guru Besar Bidang Kebijakan Ekonomi Kelautan, Prof Tridoyo Kusumastanto di Bogor, Senin. dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional.
Ia mengatakan, kondisi saat ini setiap kali
kebijakan pendidikan dipengaruhi oleh politik. Setiap ada pergantian
kabinet mengakibatkan kebijakan pendidikan berubah arah. Bila dicermati,
kondisi ini akan berakibat fatal bagi pembangunan bangsa.
"Pendidikan harus memiliki arah jangka panjang, menengah dan pendek yang
jelas serta pengembangan peradaban unggul bangsa Indonesia,
pengembangan IPTEK, peran dalam pembangunan berkelanjutan untuk
menghadapi percaturan global yang kompetitif," katanya.
Beberapa
persoalan yang terjadi di tengah masyarakat memerlukan IPTEK yang
berasal dari sektor pendidikan, seperti kasus transportasi berbasis
online yang menimbulkan keributan, harusnya dapat diselesaikan oleh
peneliti yang memiliki basis serta kompetensi.
Persoalan
lainnya, administrasi riset yang lebih sulit daripada laporan risetnya,
hal ini dirasakan sebagai tindakan yang tidak mempercayai peneliti yang
bekerja dengan keterbatasan alat maupun anggaran.
Menurutnya,
ketidaksinambungan pendidikan dengan sektor pembangunan lainnya misalnya
bonus demografi yang dimiliki Indonesia tidak akan berdampak positif
dan malah menjadi beban karena tenaga kerja tidak siap dengan IPTEK yang
berkembang dan arah sektor pembangunan yang tidak cocok dengan tingkat
pendidikan.
"Cetak Biru Pendidikan Nasional baiknya memiliki
jangka waktu 25 tahun yang diperkuat dengan payung hukum. Adanya payung
hukum menjadi dasar kuat, sehingga siapapun presidennya pendidikan
Indonesia punya arah yang jelas dan kuat," katanya.
Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © ANTARA 201
0 komentar:
Posting Komentar