Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/henypratiwi/kualitas-perguruan-tinggi-indonesia-2015-2016-semakin-meningkat-atau-menurun_568670dcc523bd25095ed393
Tahun 2015 telah
menghadirkan berbagai berita yang dirasa kurang menyenangkan, apalagi
kalau bukan berita tentang status perguruan tinggi abal-abal yang
"hanya" dengan sekian juta bisa menerima "ijazah", mengikuti wisuda,
lalu menerima gelar akademik. Disini banyak hal yang berperan, si
perguruan tinggi, pihak akademik, atau bahkan orang yang diwisuda tadi
atau bahkan masyarakatnya sendiri. Di negara kita makin banyak titelnya
makin tinggi status sosialnya? apa benar demikian?
Meskipun begitu seharusnya kuliah atau tidak kuliah tidak menggambarkan
keberhasilan seseorang di masa depan, tetapi dengan kuliah orang-orang
sudah berusaha untuk jadi lebih berwawasan dan beretika serta lebih
bermoral. Untuk menjadi seorang mahasiswa itu tidak mudah juga ada
deretan tugas yang harus dikerjakan, ujian yang beraneka ragam, ditambah
pada akhir kuliah harus mengerjakan tugas akhir baik itu berupa
skripsi, thesis, dan disertasi. Tugas akhir ini bukan hanya menyita
waktu, menguras pikiran dan tenaga tapi juga membentuk mental dan
kepribadian kita. Seberapa tangguh kita menyelesaikan revisi, seberapa
sabar kita menunggu dosen untuk bimbingan dan menunggu jadwal sidang
ujian, dan sebagainya dan sebagainya yang bahkan mungkin tidak pernah
terpikirkan oleh kita akan muncul.
Disinilah "seni" nya kuliah. Nah, hal inilah yang sebenarnya tidak
ternilai harganya, sesuatu yang dapat menempa jiwa kita menjadi lebih
kuat lagi.
Setelah itu, kemudian muncul berita bahwa ada beberapa perguruan tinggi
yang kemudian dinonaktifkan dan adapula yang dihapus. Alhamdulillah
sampai dengan 31 Desember 2015 hanya bersisa 35 PTS yang masih dalam
pembinaan. Menurut Informasi dari Kemristekdikti, dari 35 PT dalam
pembinaan ini, terdapat 10 PT masih harus menyelesaikan konflik
intertenal terlebih dahulu, 14 masih menunggu rekomendasi untuk
diaktifkan dari Kopertis, 11 sudah menyerahkan status mereka kepada
pemerintah untuk cabut izin mereka.
Dari hal tersebut muncul pula isu-isu yang tidak bertanggung jawab bahwa
lulusan dari perguruan tinggi tersebut tidak dapat melamar menjadi PNS
padahal Kemristekdikti tidak pernah mengeluarkan fatwa atau peraturan
yang menyatakan perguruan tinggi yang berstatus dalam pembinaan tidak
bisa ikut tes CPNS 2016 Kemristekdikti tidak memiliki kewenangan
mengenai kebijakan rekrutmen CPNS, kewenangan tersebut berada di tangan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta
Badan Kepegawaian Negara. Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan,
Kemenpan dan BKN juga tidak mengeluarkan aturan pelarangan pendaftaran
CPNS 2016 terhadap alumni perguruan tinggi berstatus dalam pembinaan.
Pada Acara Refleksi 1 Tahun Kemristekdikti, Patdono selaku Dirjen
Kemristekdikti juga mengingatkan agar masyarakat tetap berhati-hati dan
bijaksana dalam memilih perguruan tinggi.
Saya pribadi menilai memang seharusnya masyarakat awam harus diberikan
pemahaman tentang kriteria sehat tidaknya suatu perguruan tinggi.
Masyarakat jangan hanya melihat dari sisi luarnya saja seperti nampak
gedung, fasilitas yang bagus. Masyarakat juga perlu melihat bagaimana
proses belajar mengajar dan bagaimana apresiasi perguruan tinggi
terhadap lulusannya atau dapat pula mengecek langsung ke website Forlap
Dikti.
Oleh karena itu suatu perguruan tinggi perlu terus menerus meningkatkan
kualitasnya yang biasa diukur dengan proses akreditasi, nah dari sini
masyarakat juga bisa melihat mana perguruan tinggi yang akreditasinya
bagus di http://ban-pt.kemdiknas.go.id/direktori.php.
Meskipun, sekali lagi masuk ke perguruan tinggi bagus tidak menjamin
masa depan lulusannya bagus tapi sudah ada jaminan ijazahnya sah dan
legal sehingga tidak perlu khawatir tehadap legalitasnya di kemudian
hari.
Tahun 2016, saya berharap kualitas perguruan tinggi di Indonesia akan
semakin membaik apalagi MEA sudah berjalan, Perguruan tinggi diharapkan
dapat menjadi penghasil lulusan generasi pembelajar yang berkualitas
melalui proses belajar mengajar yang harus baik pula. Untuk itu perlu
komitmen semua pihak mulai dari top level manajemen sampai kebawahnya
karena kualitas perguruan tinggi bukan hanya tanggung jawab rektor atau
ketua atau menteri pendidikan saja tapi seluruh stakeholder yang terkait
termasuk seluruh masyarakat. Insya Allah...Aamiin YRA.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/henypratiwi/kualitas-perguruan-tinggi-indonesia-2015-2016-semakin-meningkat-atau-menurun_568670dcc523bd25095ed393
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/henypratiwi/kualitas-perguruan-tinggi-indonesia-2015-2016-semakin-meningkat-atau-menurun_568670dcc523bd25095ed393
Tahun 2015 telah
menghadirkan berbagai berita yang dirasa kurang menyenangkan, apalagi
kalau bukan berita tentang status perguruan tinggi abal-abal yang
"hanya" dengan sekian juta bisa menerima "ijazah", mengikuti wisuda,
lalu menerima gelar akademik. Disini banyak hal yang berperan, si
perguruan tinggi, pihak akademik, atau bahkan orang yang diwisuda tadi
atau bahkan masyarakatnya sendiri. Di negara kita makin banyak titelnya
makin tinggi status sosialnya? apa benar demikian?
Meskipun begitu seharusnya kuliah atau tidak kuliah tidak menggambarkan
keberhasilan seseorang di masa depan, tetapi dengan kuliah orang-orang
sudah berusaha untuk jadi lebih berwawasan dan beretika serta lebih
bermoral. Untuk menjadi seorang mahasiswa itu tidak mudah juga ada
deretan tugas yang harus dikerjakan, ujian yang beraneka ragam, ditambah
pada akhir kuliah harus mengerjakan tugas akhir baik itu berupa
skripsi, thesis, dan disertasi. Tugas akhir ini bukan hanya menyita
waktu, menguras pikiran dan tenaga tapi juga membentuk mental dan
kepribadian kita. Seberapa tangguh kita menyelesaikan revisi, seberapa
sabar kita menunggu dosen untuk bimbingan dan menunggu jadwal sidang
ujian, dan sebagainya dan sebagainya yang bahkan mungkin tidak pernah
terpikirkan oleh kita akan muncul.
Disinilah "seni" nya kuliah. Nah, hal inilah yang sebenarnya tidak
ternilai harganya, sesuatu yang dapat menempa jiwa kita menjadi lebih
kuat lagi.
Setelah itu, kemudian muncul berita bahwa ada beberapa perguruan tinggi
yang kemudian dinonaktifkan dan adapula yang dihapus. Alhamdulillah
sampai dengan 31 Desember 2015 hanya bersisa 35 PTS yang masih dalam
pembinaan. Menurut Informasi dari Kemristekdikti, dari 35 PT dalam
pembinaan ini, terdapat 10 PT masih harus menyelesaikan konflik
intertenal terlebih dahulu, 14 masih menunggu rekomendasi untuk
diaktifkan dari Kopertis, 11 sudah menyerahkan status mereka kepada
pemerintah untuk cabut izin mereka.
Dari hal tersebut muncul pula isu-isu yang tidak bertanggung jawab bahwa
lulusan dari perguruan tinggi tersebut tidak dapat melamar menjadi PNS
padahal Kemristekdikti tidak pernah mengeluarkan fatwa atau peraturan
yang menyatakan perguruan tinggi yang berstatus dalam pembinaan tidak
bisa ikut tes CPNS 2016 Kemristekdikti tidak memiliki kewenangan
mengenai kebijakan rekrutmen CPNS, kewenangan tersebut berada di tangan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta
Badan Kepegawaian Negara. Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan,
Kemenpan dan BKN juga tidak mengeluarkan aturan pelarangan pendaftaran
CPNS 2016 terhadap alumni perguruan tinggi berstatus dalam pembinaan.
Pada Acara Refleksi 1 Tahun Kemristekdikti, Patdono selaku Dirjen
Kemristekdikti juga mengingatkan agar masyarakat tetap berhati-hati dan
bijaksana dalam memilih perguruan tinggi.
Saya pribadi menilai memang seharusnya masyarakat awam harus diberikan
pemahaman tentang kriteria sehat tidaknya suatu perguruan tinggi.
Masyarakat jangan hanya melihat dari sisi luarnya saja seperti nampak
gedung, fasilitas yang bagus. Masyarakat juga perlu melihat bagaimana
proses belajar mengajar dan bagaimana apresiasi perguruan tinggi
terhadap lulusannya atau dapat pula mengecek langsung ke website Forlap
Dikti.
Oleh karena itu suatu perguruan tinggi perlu terus menerus meningkatkan
kualitasnya yang biasa diukur dengan proses akreditasi, nah dari sini
masyarakat juga bisa melihat mana perguruan tinggi yang akreditasinya
bagus di http://ban-pt.kemdiknas.go.id/direktori.php.
Meskipun, sekali lagi masuk ke perguruan tinggi bagus tidak menjamin
masa depan lulusannya bagus tapi sudah ada jaminan ijazahnya sah dan
legal sehingga tidak perlu khawatir tehadap legalitasnya di kemudian
hari.
Tahun 2016, saya berharap kualitas perguruan tinggi di Indonesia akan
semakin membaik apalagi MEA sudah berjalan, Perguruan tinggi diharapkan
dapat menjadi penghasil lulusan generasi pembelajar yang berkualitas
melalui proses belajar mengajar yang harus baik pula. Untuk itu perlu
komitmen semua pihak mulai dari top level manajemen sampai kebawahnya
karena kualitas perguruan tinggi bukan hanya tanggung jawab rektor atau
ketua atau menteri pendidikan saja tapi seluruh stakeholder yang terkait
termasuk seluruh masyarakat. Insya Allah...Aamiin YRA.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/henypratiwi/kualitas-perguruan-tinggi-indonesia-2015-2016-semakin-meningkat-atau-menurun_568670dcc523bd25095ed393
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/henypratiwi/kualitas-perguruan-tinggi-indonesia-2015-2016-semakin-meningkat-atau-menurun_568670dcc523bd25095ed393
0 komentar:
Posting Komentar