Pages

Minggu, 16 Agustus 2015

Hidup Itu Pilihan

Mau jadi apapun kita, akan kemana kita, apa yang mau kita kerjakan....sekali lagi itu pilihan kita.

Pernah saya mendengar seseorang berkata begini, "sibuknya kamu kuliah terus, nanti jodohnya susah"
dalam pikiran saya "apakah engkau ini Tuhan sehingga sudah tahu takdir orang lain".

lalu orang itu berkata lagi "bila terlalu tinggi tingkatan kuliahmu sampai level doktor dan profesor, pria mana yang sanggup bersamamu"
dalam hati saya berujar "kesanggupan laki-laki tidak dinilai dari seberapa mampu ia menjalani hidup bersama wanita yang lebih tinggi kuliahnya, tapi seberapa tahan mentalnya menghadapi omongan orang-orang seperti kamu".

orang tersebut menambahkan, "banyak pria akan takut duluan melihat si calon istri lebih tinggi kuliahnya"
dengan santai hati saya berbisik "justru itulah yang baik, pria yang datang nantinya akan terseleksi sendiri, mental pengecut, egois, tidak mau kalah dengan wanita tentu tidak akan berani bersanding, hanya yang punya mental baja meskipun hidupnya sederhana yang tetap gagah berani datang untuk menguji hatinya sendiri".

orang itu menukas "ah, terlalu tinggi kuliah buat apa, toh nanti berkeluarga, hidup senang ada yang membiayai"
saya tersenyum tipis dan berkata dalam relung jiwa, "saya belajar sekolah dan kuliah adalah untuk kesenangan saya, kuliah dan bekerja untuk mengajari saya pengalaman terbaik dalam hidup. Di dalam Agama pun disebutkan tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat, dengan berilmu saya bisa berahlak baik, bisa membagikan ilmu saya kepada orang lain pahala sampai akhirat, kalau saya sukses saya bisa berderma membantu orang lain, membahagiakan keluarga, membangun bangsa demi cita-cita lagipula saya ini adalah madarasah bagi anak saya kelak. Kalau saya pandai tentu generasi penerus bangsa ini juga pandai."

orang itu menyergah, "kamu habiskan seluruh waktumu untuk belajar, belajar, dan sekolah macam kutu buku, apa tidak bosan, apa tidak capek?"
saya menggeleng "apa yang saya lakukan bermanfaat dan saya menyukainya, lalu apakah kamu juga tidak capek mengomentari hidup orang lain?, proses belajar saya jauh lebih baik daripada pekerjaanmu yang menggibah orang lain, lalu apakah kamu tidak bosan?"

Wanita atau pria yang sampai umur tertentu sibuk bekerja dan belum menikah bukan berarti tidak laku, pun demikian wanita atau pria yang memilih menikah muda dan tidak meneruskan sekolah/kuliah bukan berarti ia bodoh. Begitulah kira-kira semoga bisa dipahami, untuk kamu yang berkarir belum menikah apabila dibilang tidak laku mungkin bisa jadi dia yang menyebutmu demikian sudah menikah ternyata bodoh sehingga tidak sanggup sekolah/kuliah. Ups, rasanya tidak pantas kita bicara demikian dengan ilmu kita yang tidak seberapa ini. kalau memang masih sanggup bersabar ya diam saja tapi kalau keterlaluan dan ada orang yang berkata demikian (soal belum menikah) bisa dijawab dengan hal diatas tadi hehe...

Sekali lagi ini soal pilihan, apakah kita ingin menuntut ilmu/belajar, menikah, dan sebagainya memang hal-hal yang harus dijalani dalam hidup dan sudah takdirnya untuk terjadi. Kita boleh berencana, Tuhan yang menentukan. Percayalah, orang baik jodohnya dengan orang baik juga.

Sesungguhnya apa yang kita raih saat ini adalah perjuangan yang berliku dan tidak diketahui orang lain yang hanya melihat luarnya saja. Berterimakasihlah kepada orang yang hidupnya selalu berkomentar tentang kita karena mereka itulah yang sebenarnya memeperhatikan kita dengan sebenar-benarnya.


#hanya opini pribadi ditujukan untuk para lajang berkualitas yang punya standar dan kepantasan untuk meningkatkan kualitas diri dan imannya kepada Allah SWT#








0 komentar:

Posting Komentar