Paten teknologi
menjadi kekayaan intelektual paling penting bagi perusahaan teknologi,
bahkan menjadi sumber penghasilan. Tidak sedikit juga dari perusahaan
teknologi yang mulai mematenkan standar teknologinya sedetail dan
sekecil apapun, meski produknya belum dirilis ke pasaran, tak terkecuali
Apple.
Sebuah buku terbaru berjudul “Dogfight: How Apple And Google Went to
War And Started a Revolution” karangan Fred Vogelstein merekam hal
tersebut. Salah satu isi bukunya menjelaskan tentang strategi mendiang
Steve Jobs, sewaktu mematenkan smartphone generasi pertama Apple, iPhone
pada 2006 silam.
Dalam bukunya Vogelstein mengisahkan, pada masa itu ketika Apple
berencana merilis iPhone pada tahun 2007, Jobs mengumpulkan para
manejemen senior Apple untuk membahas masalah paten smartphone
pertamanya tersebut.
Lalu, para eksektuf Apple pun bertanya-tanya, apa yang mesti mereka
patenkan di dalam iPhone. Pasalnya di dalam sebuah iPhone tersebut,
terdapat sejumlah desain, berbagai perangkat keras, dan perangkat lunak
yang merupakan ciptaan langsung para peneliti Apple.
Mendengar pertanyaan tersebut, lantas Jobs pun dengan tegas menjawab,
“Kami akan mematenkan semuanya,”. Artinya, sedetail apapun yang ada di
tubuh iPhone akan dipatenkan. Terlebih, iPhone merupakan smartphone
pertama di dunia yang memperkenalkan teknologi multitouch dengan jari
tangan, di saat vendor lain masih mengadopsi sentuhan layar dengan
stylus-pen.
Akhirnya setelah pertemuan itu, setiap bulannya peneliti Apple
bertemu dengan pengacara guna membahas, apa saja yang mesti mereka
lakukan untuk mematenkan teknologi iPhone. Salah satu pengacara Apple
menjelaskan kepada Vogelstein dalam bukunya, Apple akan mematenkan apu
pun, selama bisa dipatenkan.
Bahkan uniknya lagi, Apple mematenkan segala sesuatu hal yang
mungkin, tidak akan digunakan di dalam produknya. Dengan kata lain,
Apple melakukan ‘spekulasi’ paten untuk berjaga-jaga agar tidak diakui
oleh perusahaan lain. Sehingga, pihak lain pun tak diperbolehkan untuk
menggunakan paten tersebut, kecuali dengan membayar lisensi kepada Apple
atau bersengketa melalui pengadilan.
“Pada dasarnya, kami mencoba mematenkan segalanya… Dan kami
mencoba untuk mematenkan itu dengan barbagai cara yang kami bisa, bahkan
hal-hal tidak kami yakini 100 persen digunakan di dalam suatu produk,” ujar salah seorang pengacara tersebut.
Sumber: Business Insider
0 komentar:
Posting Komentar