Akhirnya saya bisa juga menyempatkan diri menulis disela sela kesibukan “kewajiban” menulis Disertasi (semangat tiada akhir pokoknya), saya hanya ingin mengomentari dari hasil pengamatan saya selama ini....
Ya, sejak pertengahan Juli, (hampir) semua dosen di kampus
Ungu sudah pasti sibuk membimbing, menguji, mendadar mahasiswa belum lagi
dikejar kejar bak artis oleh mahasiswa yang ingin minta tanda tangan
persetujuan ada yang minta baik baik ada yang setengah memaksa ada yang
setengah pucat pasi, intinya macam macamlah ekspresinya....
Sengaja tulisan ini saya buat beda gaya bahasanya dengan
tulisan yang biasa saya buat (secara biasanya nulis untuk karya ilmiah) ini
hanya semacam catatan ringan oleh saya sebagai dosen.
Tahun lalu saya tidak ada membimbing atau menguji sama
sekali, jadi cuma lihat para dosen lain aja kesana kemari, Nah, di tahun ini
saya merasakan sendiri diuber uber dimintai tanda tangan, membimbing sampai
menguji, baik itu Kuliah Kerja Praktek maupun Skripsi. Pada dasarnya, saya
senang menolong orang lain, jadi ketika dimintai bantuan untuk membimbing
ataupun menguji, saya berusaha sebaik baiknya.
Mahasiswi yang pertama kali saya bimbing itu namanya
Rochmatun Chasanah, ini dia fotonya, Saya disini Pembimbing 2, Pembimbing 1 nya
Bpk M. Irwan Ukkas (dosen penguji saya waktu skripsi) dan Penguji 1 nya Bpk
Awang HK (dosen pembimbing 2 saya waktu skripsi, dosen penguji 1 saya waktu
kkp). Aslinya sih bukan hanya mahasiswinya yang nervous dan saya juga....selain
ini yang pertama kali saya membimbing mahasiswa, saya berdoa semoga mahasiswi
yang saya bimbing ini bisa melalui Seminar 1 dengan baik.
Setelahnya mahasiswa bimbingan saya yang maju Seminar 1
(Judul) itu adalah Fisher Reinstein, Ganda Himawan Saputra, dan Topan (nama yg
terakhir hampir tidak ada kabarnya setelah beberapa kali maju bimbingan).
Kemudian saya mulai menguji mahasiswa mahasiwa lain dan (biasanya)
sebagai Penguji 2, kalau draft naskahnya sudah sampai ditangan saya baik itu
KKP atau Skripsi selalu saya baca (biasanya satu persatu atau bisa juga
dibilang kata per kata) jadi jangan heran kalau ditiap kertas ada saja
lipatannya atau coretannya)
Aktivitas Menguji :) |
Oleh karena Saya ini orangnya detail jadi saya memang
memperhatikan cara penulisan, pengutipan dan kata per katanya. Jadi tergantung
mahasiswa mau menanggapinya seperti apa, kalau dilihat dari sisi positif dan
mereka mengikuti arahan saya, maka karyanya akan jadi lebih baik (dimana2 itu
susah dahulu senang kemudian) tapi kalau mereka menilai secara negatif, mungkin
saya dianggap menyusahkan. Padahal saya lakukan itu demi kebaikan dia juga.
Saya mau mereka menjadi generasi yg berkualitas, menghasilkan
karya ilmiah/Skripsi yg baik yg bisa dipertanggungjawabkan bukan hanya sekedar
asal jadi naskah, jadi program trus ngopas dari punya teman trus print kasih ke
dosen trus tanda tangan trus sidang/seminar trus yudisium trus wisuda
wassalam....
Hello, menjadi seorang sarjana itu tidak mudah tapi bukan
berarti tidak mungkin dilakukan, perlu banyak tenaga, usaha, kerja keras, doa
orang tua bahkan air mata, kalau skripsi anda dicorat-coret dunia belum kiamat
kok! Itu hanya salah satu cara agar kalian bisa menghasilkan yg lebih baik dan
saya bersedia membantu kalian menuju kesana. Nanti kalau hasilnya sudah jadi
kalian bisa perlihatkan hasil karya kalian ke orang orang dengan bangga, bahwa
karya itu sudah kalian usahakan dengan maksimal dan hasilnya pun maksimal,
kalian bisa cerita dan mengingat kembali betapa susah payahnya membangun sistem
dan menulis skripsi lalu dicoret coret oleh dosen.....perlu mental yang kuat
bung! Itu perjuangannya, itu proses! Bangga dengan proses. Di sidang nanti ada
ketegangan, kekakuan, dan sebagainya dan sebagainya tapi, begitu kalian sudah
yudisium, di wisuda, dapat kerja, kalian pasti Bangga dan bisa bilang Ini lho
hasil karyaku hasil kerja kerasku dan Aku Bangga! Begitu.
Dosen itu juga manusia pernah merasakan yg kalian rasakan
juga hanya saja kami lebih dulu mengalaminya, intinya (seperti yg Bapak saya
bilang setiap saya merasa lelah) Jalani Saja, Lakukan dulu! Kalau belum
dijalani kita tidak tahu hasilnya, Kamu pasti bisa kalau kamu mengusahakannya
semaksimal maksimalnya.
Asal kamu tahu ya ketika kamu berdiri di depan dewan
pembimbing dan penguji kamu tidak berdiri sendirian, masih ada Tuhan, orang tua, saudara
dan teman serta sahabat yg mendukung kamu, jd ketika kamu mengeluh dosen nya
banyak maunya, susah ditemui atau bahkan stack dalam program, kamu harus ingat
Tuhan dan orang orang itu, karena merekalah penyemangat kamu! Jangan kecewakan
harapan mereka, kamu mesti fight sampai akhir, karena kamu Bisa!
Bagian yang saya lihat fenomena nya adalah para mahasiswa/i
itu maju seminar nyaris di akhir akhir mau penutupan, tiba tiba akademik penuh
oleh mereka yang mau maju wisuda, dampaknya para dosen harus menguji paralel,
dari kelas ke kelas pada jam yang sama pula dan dari pagi sampai sore hari
bahkan tetap harus menguji di hari minggu, akibatnya para dosen kelelahan dan
belum bisa maksimal mengujinya. Harapan saya ke depan, para mahasiswa agar maju
seminarnya jauh jauh hari sebelum penutupan jadi, tidak terburu buru, karena
sesuatu yang dikerjakan terburu buru hasilnya tidak baik. Beda kalau kita
mengerjakan sesuatu dengan tenang dan terencana, Insya Allah hasilnya lebih
baik. Semoga kedepannya ini bisa menjadi pembelajaran yang lebih baik bagi kita di
masa mendatang. Amin.
Ini dia saya tampilkan beberapa mahasiswa yang maju Seminar Skripsi, Semangat!
Sampai ketemu di prosesi Yudisium dan Wisuda.
Dwi Kelian Lestari |
Fachruddin |
Veronica Sihotang |
0 komentar:
Posting Komentar